Jumat, 06 Maret 2015

PENDEKATAN, KARAKTERISTIK, TIPE, DAN ASAS-ASAS PENGORGANISASIAN KELEMBAGAAN



BAB III 

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai mahluk sosial. Individu-individu tersebut bersatu menjadi sebuah perkumpulan, Perkumpulan tersebut terbentuk dari satuan terkecil kelompok masyarakat yang lama kelamaan tumbuh dan berkembang menjadi satuan terbesar dalam masyarakat. Sebuah perkumpulan dalam masyarakat tersebut terjadi ketika individu satu samalainnya memiliki kesepahaman yang sama akan satu pandangan. Salah satu contoh dari perkumpulan tersebut adalah organisasi. Perkumpulan itu disebut organisasi karena sebagai suatu kelompokorang dalam suatu wadah untuk  tujuan yang bersama.
Manusia adalah makhluk organisasional, karena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan manusia (antroposentris) bukan manusia diciptakan untuk kepentingan organisasi, jadi manusia jangan sampai diperbudak oleh organisasi, tetapi manusialah yang harus memperbudak organisasi. Organisasi bukan merupakan tujuan, tetapi organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Maka dari itu manusia tidak dapat terpisahkan dengan organisasi dalam kehidupannya, walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada pula yang negatif tetapi manusia tetap memerlukan organisasi.[1] Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan. Perbedaan ini tidak terjadi karena latar belakang pendidikan, pengalaman, status sosial ekonomi, budaya, usia dan sebagainya yang berbeda.
Begitu pula dalam suatu lembaga di bidang pendidikan yang sangat kompleks dengan permasalahan, dari bagaimana mencari peserta didik, mengelola kelas, mengajar yang baik sampai menggaji seorang guru. Semua itu butuh diadakan sebuah pengorganisasian yang matang, apalagi dalam Lembaga Pendidikan Islam, sangat diperlukan sekali adanya pengorganisasian.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai Pendekatan, Karakteristik, Tipe dan Asas-asas Pengorganisasian Kelembagaan.

2.      Rumusan Masalah
a.      Bagaimana Pendekatan dalam Pengorganisasian Kelembagaan?
b.      Bagaimana Karakteristik dalam Pengorganisasian Kelembagaan?
c.       Bagaimana Tipe dan Asas-asas dalam Pengorganisasian Kelembagaan?

3.      Tujuan Masalah
a.      Untuk mengetahui Pendekatan dalam Pengorganisasian Kelembagaan
b.      Untuk mengetahui Karakteristik dalam Pengorganisasian Kelembagaan
c.       Untuk mengetahui Tipe dan Asas-asas Pengorganisasian Kelembagaan

B.     PEMBAHASAN
1.      Pendekatan dalam pengorganisasian kelembagaan 
Sifat abstrak dari organisasi dan hubungannya dengan aspek-aspek sosial menyebabkan cakupan organisasi menjadi sangat luas yang mengakibatkan studi mengenai organisasi dapat dilakukan dengan berbagaisudut pandang atau pendekatan. Keseluruhan pendekatan dapatdikelompokkan dalam pendekatan klasik, pendekatan neo klasik, pendekatanmodern, dan pendekatan post modern.[2]
1.    Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik mendasarkan pada pengaturan kerja dan merumuskan cara kerja yang paling efisien yang didasarkan pada pandangan bahwa :[3]
a. Setiap pekerjaan bisa dianalisis secara ilmiah (scientific) untuk menemukan cara terbaik dalam melaksanakan berupa metode kerja baku yang efisien.
b. Metode kerja baku belum sesuai dengan keinginan pekerja, tetapi pekerja dirangsang dengan imbalan finansial agar bersedia melaksanakan. Pendekatan klasik tersebut mendasarkan pada pembagian kerja, spesialisasi dan standar dalam mendesain organisasi sehingga organisasi dapat efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya. Tingkat efisiensi merupakan kriteria utama untuk menentukan keberhasilan organisasi yang dilakukan melalui control system. Manusia dalam pendekatan klasik hanya dapat digerakkan dengan insentif ekonomi.
Konsep spesialisasi dengan standar kerja di atas mempunyai pengaruh terhadap bentuk organisasi karena :[4]
1.    Ada pemisahan secara tegas pekerjaan yang jenisnya berbedasehingga berpengaruh dalam pembagian kerja.
2.    Penggunaan standar kerja yang dapat digunakan untukmengontrol kinerja pekerja.
3.    Adanya standar kerja memungkinkan untuk menetapkan besarnya upah untuk memotivasi pekerja.
Pendekatan klasik yang menekankan pada pencapaian efisiensi kerja berdasarkan prinsip spesialisasi memunculkan berbagai kritikan yaitu :
a.    Organisasi dipandang sebagai sistem tertutup dan dianggap seperti suatu mesin.
b.    Pekerja dipandang seperti onderdil mesin yang dapat diganti setiap saat.
          Dalam Pendekatan klasik itu ternyata membawa hasil nyata dalam praktik, terjadi kenaikan produktivitas yang berarti, yang sangat dibutuhkan. Dalam pengorganisasian kelembagaan diberlakukan peraturan-peraturan ketat, prosedur-prosedur ketat, hierarki yang kuat, pembagian kerja yang secara berlebihan. Tiap pekerjaan diterisolasi dari temen-temen sekerjanya.[5]
2.    Pendekatan Neo Klasik
Pendekatan neo klasik mendasarkan pada pengaruh kondisi fisik ruangan tempat bekerja dengan prestasi pekerja. Konsep tersebut menunjukkan bahwa selain kondisi fisik ruangan ada faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi kerja yaitu ikatan psikologis dan sosial. Pendekatan neo klasik disebut juga pendekatan human relation atau pendekatan tingkah laku yang bertumpu pada :[6]
a.    Organisasi dipandang sebagai sistem sosial yang terdapat interaksi sosial diantara para anggota.
b.    Munculnya kelompok non formal sebagai akibat adanya interaksi social yang memiliki norma sendiri, akan berpengaruh terhadap sikap maupun prestasi anggota.
c.    Diperlukan komunikasi yang efektif untuk memudahkan interaksi sosial antar anggota demi peningkatan prestasi.
d.   Perilaku kepemimpinan harus mendasarkan pada aspek psikologi sosial pekerja, agar kelompok non formal yang berbeda-beda dapat diarahkan untuk kepentingan organisasi.
Pendekatan neo klasik lebih menekankan pentingnyamemperhitungkan aspek manusia secara utuh dalam mendesain suatustruktur organisasi. Kesadaran bahwa setiap orang membawa kebutuhan dannilai ke dalam organisasi merupakan konsep pendekatan neo klasik ini.Pendekatan hubungan manusia merupakan diversitas motivasi dan tingkahlaku manusia, sehingga lebih merupakan suatu sikap daripada seperangkatperaturan tentang organisasi.
Apabila organisasi ingin memiliki ketahanan hidup dan menghasilkan faedah-faedah untuk para anggotanya dan masyarakat maka ia harus melengkapi pengetahuannya tentang manusia dan fungsinya dalam keorganisasian. Mudah-mudahan pendekatan neo klasik dapat membuka jalan untuk penelitian mengenai masalah tersebut, tetapi dalam praktik hal tersebut tidak semudah seperti yang dianggap orang.[7]
3.    Pendekatan Modern
Perkembangan teori yang menyebar dengan munculnya pendekatan klasik dan neo klasik ternyata tidak menggambarkan secara utuh atau tidak tercapai suatu kesatuan pandangan mengenai organisasi. Perkembangan berikutnya muncul pendekatan modern yang menunjukkan bahwa jenis teknologi berpengaruh terhadap bentuk organisasi yang berarti bahwa untuksetiap jenis teknologi terdapat suatu organisasi tertentu yang sesuai.Pendekatan modern juga menekankan bahwa selain teknologiterdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap karakteristik organisasi yaitufaktor yang terdapat dalam lingkungan organisasi. Hal ini berarti bahwaorganisasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya, dan hanya organisasiyang bisa beradaptasi secara tepat terhadap tuntutan lingkungan yang akanmencapai keberhasilan.[8]
Pendekatan modern disebut pula pendekatan ketergantungan (contingency) karena bentuk dan cara pengelolaan organisasi harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Pendekatan tersebut menekankan bahwa :[9]
a.    Organisasi merupakan sistem terbuka yang berarti bahwa organisasi merupakan sub sistem dari lingkungannya, sehinggaorganisasi bisa dipengaruhi maupun mempengaruhilingkungannya.
b.    Ketergantungan dan keterbukaan organisasi terhadaplingkungannya menyebabkan bentuk organisasi harusdisesuaikan dengan lingkungan organisasi berada.
Analisis: dari kedua poin diatas, mengenai Pendekatan modern bahwa Organisasi tidak lepas dengan yang namannya sistem terbuka, artinya dimana di dalam organisasi mengajarkan dan memberikan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman, jadi organisasi merupakan salah satu tujuan yang paling penting untuk meningkatkan dan sekaligus bisa beradaptasi secara tepat terhadap tuntutan lingkungan yang akan mencapai keberhasilan.

2.      Karakteristik Dalam Pengorganisasian Kelembagaan
Karakteristik pengorganisasian kelembagaan adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. (Maksudnya Masih jarang sebuah institusi itu menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang mendapat perhatian).[10]
 4 Karakteristik utamadalamsebuah keorganisasian kelembagaan[11]
a.    Tujuan
Setiap organisasi harus memiliki tujuan.Tujuan dicerminkan oleh sasaran yang dilakukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 3 bidang utama dalam tujuan organisasi yaitu profitability (keuntungan), growth (pertumbuhan), dan survive (bertahan hidup), dan harus berjalan berkesinambungan demi kemajuan organisasi.
b.    Kumpulan orang
Jelas, tidak mungkin, jika organisasi hanya terdiri dari satu orang yang ingin mencapai tujuannya sendiri, dari definisi dapat dijelaskan bahwa organisasi setidaknya terdiri sekumpulan orang yang memiliki tujuan bersama.
c.    Struktur
Struktur dibentuk dalam sebuah organisasi dengan tujuan agar posisi setiap anggota organisasi dapat dipertanggungjawabkan, mengenai hak maupun kewajibannya. Struktur dibentuk agar organisasi berjalan rapih, karena terdapat strukturkomando, siapa yang berwenang dan siapa yang diberi wewenang.
d.   Sistem Prosedur
Karakteristik yang terakhir ini menggambarkan bahwa sebuah organisasi diatur berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan bersama dan tentu saja harus dengan penuh komitmen dalam menjalankannya. Implementasi dari system dan prosedur ini adanya ketetapan mengenai tata cara, system rekrut, dan birokrasi. Faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap ekstensi suatu organisasi. Organisasi cenderung memainkan peran menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, entah itu demografi, ekonomi, politik, budaya, juga alam sekitar. Jadi kemajuan organisasi harus selaras dengan perubahan lingkungan.
Secara umum karakteristik pengembangan organisasi kelembagaan :[12]
1.    Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adaalah suatu hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sarana jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2.    Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu kelompok dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
3.    Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya dalam menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari luar organisasi.
4.    Kolaborasi maksudnya adalah kerja sama antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
5.    Teori sebagai alat analisis maks`udnya adalah menggunakan pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan organisasi.
6.    Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian penting.
7.    Interaksi dan interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interpendensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
8.    Pendekatan ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan aktivitas organisasi.
Analisis: bahwa karakteristik dalam mengembangkan pengorganisasian Kelembagaan itu sangat diperlukan,karena di dalam organisasi ada aturan-aturan yang ditetapkan bersama dan tentu saja harus dengan penuh komitmen dalam menjalankannya, maka yang namanya interaksi maupun komunikasi sangat di perlukan dalam suatu organisasi.

3.        Tipe Dalam Pengorganisasian Kelembagaan
Ada sejumlah perubahan yang dapat kita anggap sebagai perubahan yang direncanakan, dalam arti bahwa mereka mencakup suatu upaya yang dilakukan secara sadar guna mengubah mengubah aspek tertentu, dari bisnis tertentu. Paling sering kita menemukan fakta bahwa hal tersebut disebabkan oleh karena adanya persepsi tertentu tentang celah kinerja tertentu, relatif dibandingkan dengan persaingan suatu perusahaan. Akibatnya adalah, bahwa perusahaan yang bersangkutan memutuskan untuk merencanakan sebuah produk baru / sebuah jasa baru, atau mungkin, merekayasa kembali (reengineering) proses dasar kita, dianggap perlu, atau mungkin pula kita ingin mengintroduksi sebuah teknologi baru. Ada pihak yang beranggapan bahwa proses perubahan yang direncanakan demikian, perlu dilaksanakan secara berkelanjutan. Berikut ini disajikan sebuah tabel berisikan aneka macam tipe perubahan pengorganisasian kelembagaan.[13]

Tabel: Tipe dalam Pengorganisasian Kelembagaan
Perubahan Strategis
ü Postur pertumbuhan
ü Pendekatan berbalik arah
ü Penarikan diri (Rectrenchment)
ü Stabilitas
Perubahan Struktural
ü Reorganisasi fungsional
ü Mendatangkan hierarki
ü Struktur tim
ü Desentralisasi kekuasaan
Perubahan Teknologis
ü Otomasi proses
ü Networking
ü Memutakhirkan peranti keras
ü Aplikasi baru penanti lunak atau konvensi
Perubahan Manusia
ü Sikap atau isu-isu tentang komitmen
ü Dampak-dampak kinerja atau perbaikan-perbaikan
ü Inisiatif-inisiatif sehubungan dengan kualitas kehidupan kerja
ü Redesain pekerjaan atau upaya-upaya motivasi
Sumber: Tipe-tipe perubahan pengorganisasian kelembagaan (Lussier, 1997:248)

Pada gambar diatas telah kita melihat adanya 4 kelompok perubahan penting, yakni:[14]
1.    Tipe Perubahan Strategik
Dalam praktik, terlihat bahwa perusahaan-perusahaan sering kali mengubah tujuan-tujuan dan taktik-taktik mereka. Adakalanya rencana-rencana tersebut merupakan sebuah variasi tentang sebuah tema umum, yang dispesifikasi pada pernyataan tentang misi korporasi, atau ditempat lain. Kiranya jelas, bahwa perubahan tingkat strategik, merupakan sebuah pilihan penting untuk melaksanakan transformasi keorganisasian.
2.    Tipe perubahan Teknologikal
Tipe perubahan ini juga memiliki rentang luas, dari perubahan kecil (yang kurang berarti) hingga perubahan yang bersifat kolosal. Biasanya orang awam, begitu mendengar istilah perubahan teknologikal, langsung menghubungkannya dengan kegiatan komputerisasi. Memang harus diakui, bahwa perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh komputer sangat jauh. Register-register cash dewasa ini merupakan terminal-terminal input, yang dikaitkan dengan sejumlah servers yang menyediakan dan menghimpun informasi. Perubahan teknologikal merupakan salah satu diantara cara-cara umum dengan apa organisasi-organisasi ditransformasi.
3.    Tipe perubahan Struktural
Ada macam-macam metode untuk merestrukturisasi organisasi salah satu contohnya adalah tindakan untuk mempertipis (flattening) sebuah perusahaan, guna mengurangi inefisiensi birokratik, dan untuk merangsang inisiatif para karyawan. Tindakan reengineering dan tindakan-tindakan downsizing juga merupakan pilihan-pilihan untuk menyelenggarakan perubahan struktural.
4.    Tipe Perubahan Manusia
Jelas kiranya bahwa rencana-rencana strategis, pada akhirnya perlu dilaksanakan oleh para karyawan. Kita perlu berpikir melalui perubahan-perubahan yang berkaitan tentang manusia, seperti halnya perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi atau bidang lainnya. Berulang kali telah kita mendengar bahwa sering kali dihadapi tantangan hebat terhadap perubahan, dari pihak karyawan (maupun dari pihak manajer sendiri). Maka dengan demikian rencana-rencana untuk perubahan yang berkaitan dengan manusia, perlu diintegrasi ke dalam strategi korporasi.
Analisis: Keempat macam tipe perubahan keorganisasian yang telah dibahas sangat berinterelasi satu sama lainnya. Sebuah perubahan dalam bidang tertentu, dapat menimbulkan perubahan pada bidang lain. Sering kali terlihat bahwa suatu perubahan teknologikal dapat meluber ke bidang struktural. Dengan demikian berarti, bahwa perubahan-perubahan jarang terwujud dalam wujud isolasi. Di samping itu perlu diingatkan, bahwa perubahan dalam bidang tertentu, mengharuskan adanya pemikiran, tentang bagaimana orang-orang akan dipengaruhi olehnya. Bahkan perubahan-perubahan kecil dalam teknologi dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang berdampak besar atas manusia. [15]

4.        Asas-asas Pengorganisasian Kelembagaan
Asas organisasi merupakan prinsip organisasi yang dilaksanakan untuk mewujudkan  organisasi yang efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan. Berbagai persoalan yang muncul dalam organisasi baik yang berasal dari individu maupun hirarkhi organisasi memerlukan adanya asasasas organisasi dalam praktek. Secara garis besar berbagai macam asas-asas organisasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :[16]
1.    Asas perumusan tujuan
Perumusan tujuan organisasi (principle of organizational objective) harus jelas dan rasional, apakah untuk mendapatkan laba (business organization) ataukah untuk memberikan pelayanan publik (publicorganization). Kejelasan tujuan merupakan bagian terpenting untuk menentukan struktur organisasi. Dalam perumusan tujuan organisasi harus pula memperhatikan pada kesatuan tujuan (unity of objective) yang ingin dicapai oleh tiap-tiap bagian dari organisasi maupun oleh organisasi secara keseluruhan.
2.    Asas Kesatuan perintah
Asas kesatuan perintah (principle of unity of command) mengandung makna bahwa pejabat dalam organisasi hanya dapat diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang pejabat atasannya, sedangkan seorang atasan dapat memerintah beberapa bawahannya. Asas kesatuan perintah disebut pula sebagai responsibility to one superior. Garis-garis saluran perintah dan tanggung jawab harus jelas menunjukkan dari siapa pejabat menerima perintah dan kepada siapa dia bertanggung jawab, sebaliknya harus jelas pula kepada siapa dia melapor dan memperoleh laporan.
3.    Asas rentang kendali
Asas rentang kendali atau kontrol (principle of the span of management) merupakan jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu. Jumlah bawahan langsung ini tergantung pada kecakapan dan kemampuan pejabat atasan yang bersangkutan. Asas rentang kendali disebut pula sebagai span of authority, span of control atau span of supervision. Luas sempitnya rentang kendali atasan terhadap bawahan langsung sangat ditentukan oleh faktor subjektif yang melekat pada seseorang atasan, dan faktor objektif yang berada di luar diri seseorang atasan yang merupakan corak dari organisasi bersangkutan.
4.    Asas Pendelegasian
Asas pendelegasian wewenang (principle of delegation of authority) merupakan pelimpahan wewenang atau penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tanggung jawab dan tugasnya dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat satu kepada pejabat yang lain. Menurut asas pelimpahan wewenang, pendelegasian wewenang harus jelas dan efektif, sehingga yang memberi wewenang dan yang diberi wewenang mengetahui wewenangnya masing-masing. Dalam pendelegasian wewenang harus memperhatikan batas wewenang yang diberikan, adanya tanggung jawab yang menyertai pelimpahan wewenang, adanya keseimbangan antara tugas, tanggung jawab dan wewenang (parity of authority and responsibility) sehingga wewenang yang didelegasikan tidak menuntut pertanggungjawaban yang lebih besar dari wewenang tersebut dan sesuai dengan garis wewenang (line authority), serta adanya pengontrolan dalam pelaksanaan tugas yang diberikan.
5.    Asas departemenisasi
Asas departemenisasi (principle of departmentation) atau disebut pula dalam departmentalization, atau divisionalization merupakan aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja atau fungsi tertentu. Menurut asas ini pengelompokan tugas, pekerjaan atau kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja (departemen) hendaknya didasarkan pada keterkaitan dengan pekerjaan tersebut. Asas departemenisasi harus memperhatikan satuan-satuan organisasi yang dikelompokkan menurut pembagian fungsi umum dalam organisasi. Asas departemenisasi mencakup pula penempatan personalia (personnel placement) pada setiap jabatan harus mendasarkan atas kecakapan dan keahlian yang dimilikinya (the right men in the right job) dengan memperhatikan job spesification dari jabatan yang akan diisi
6.    Asas Koordinasi
Asas koordinasi (principle of coordination) merupakan tindak lanjut dari asas organisasi lain yang dimaksudkan untuk dan mengintegrasikan segala tindakan supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai. Dalam organisasi harus ada keselarasan aktivitas antar satuan organisasi atau keselarasan tugas antar pejabat.
7.    Asas jenjang organisasi
Asas jenjang organisasi (hierarchy) merupakan tingkat-tingkat satuan organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke bawah dalam fungsi tertentu. Asas ini disebut pula sebagai level of management atau scalar principle. Asas jenjang organisasi mendasarkan pula pada jenjang berangkai (scalar chain) yaitu adanya saluran perintah atau wewenang dari atas ke bawah yang merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputusputus serta menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggungjawaban dari bawahan ke atasan juga melalui mata rantai vertikal yang jelas. Garis-garis saluran pada jenjang organisasi dapat digunakan untuk hubungan mendatar (horizontal), menegak (vertical) dan diagonal yaitu hubungan diagonal ke bawah dan hubungan diagonal ke atas.
8.    Asas Kesinambungan
Asas kesinambungan (principle of continuity) harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan hidup organisasi. Keberlangsungan organisasi sangat ditentukan oleh perubahan yang terjadi dalam organisasi yang bersangkutan. Lingkungan sangat memperngaruhi organisasi, karena organisasi dapat dipengarui dan atau mempengaruhi lingkungan. Perubahan dalam organisasi dapat terjadi dalam diri organisasi bersangkutan, sehingga fleksibilitas organisasi untuk menghadapi perubahan
sangat penting dilaksanakan tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berlangsung.
Sementara menurut Hadari Nawawi, azas-azas dalam organisasi pendidikan adalah:[17]
1.    Organisasi harus profesional,yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan
2.    Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja. Pengelompokan beban tugas yang sejenis harus dihubungkan dengan volume kerja.
3.    Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab. Dengan demikian, pimpinan organisasi hanya melakukan tugas yang penting saja, setiap anggota melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan beban tugas masing-masing.
4.    Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol. Rentangan kontrol ini dipengaruhi oleh jenis dan sifat pekerjaan, jarak antara unit yang dikontrol, volume tugas dan stabilisasi organisasi.
5.    Organisasi harus mengandung kesatuan perintah. Kesatuan perintah ini harus jelas antara pimpinan organisasi dengan anggota organisasi sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja.
6.    Organisasi harus fleksibel dan seimbang. Bila terjadi perubahan atau penambahan volume kerja maka struktur organisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan tersebut.
Analisis:asas organisasi merupakan prinsip organisasi yang dilaksanakan untuk mewujudkan organisasi yang efektif, efisien dan sesuai dengan kebutuhan, jadi organisasi harus profesional, organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol, organisasi harus mengandung kesatuan perintah dan organisasi harus fleksibel dan seimbang.

5.        Pengorganisasian Kelembagaan
Pengorganisasian (organizing) adalah merupakan proses pembentukan wadah / sistem dan penyusunan anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.[18] Menurut Winardi Pengorganisasian adalah mengandung makna bahwa para manajer mengoordinasi sumber-sumber daya manusia dan sumber-sumber daya material yang tersedia pada mereka pada organisasi di mana mereka bergerak, untuk di arahkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang dirumuskan dalam rencana atau perencanaan yang ada, koordinasi baik, membantu pencapaian efektifitas organisasi yang bersangkutan.[19] Kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formal maupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.



C.    KESIMPULAN
Dalam pendekatan pengorganisasian Kelembagaan dapat dikelompokkan dalam pendekatan klasik, pendekatan neo klasik, pendekatan modern dan pendekatan post modern. 4 Karakteristik utamadalamsebuah keorganisasian kelembagaan yaitu tujuan, kumpulan orang, struktur, sistem prosedur. Kemudian dalam pengorganisasian kelembagaan ada tipe-tipe yang harus dipahami, yaitu tipe perubahan strategik, tipe perubahan teknologikal, tipe perubahan struktural, dan tipe perubahan manusia.
Asas-asas dalam pengorganisasian kelembagaan yaitu Asas perumusan tujuan, Asas Kesatuan perintah, Asas rentang kendali, Asas Pendelegasian, Asas departemenisasi, Asas Koordinasi, Asas jenjang organisasi, Asas Kesinambungan. Menurut Hadari Nawawi asas-asas organisasi yaitu Organisasi harus profesional, Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja, Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol, Organisasi harus mengandung kesatuan perintah, Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Pengorganisasian adalah mengandung makna bahwa para manajer mengoordinasi sumber-sumber daya manusia dan sumber-sumber daya material yang tersedia pada mereka pada organisasi di mana mereka bergerak, untuk di arahkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran yang dirumuskan dalam rencana atau perencanaan yang ada, koordinasi baik, membantu pencapaian efektifitas organisasi yang bersangkutan. Kelembagaan adalah suatu tatanan dan pola hubungan antara anggota masyarakat atau organisasi yang saling mengikat yang dapat menentukan bentuk hubungan antar manusia atau antara organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik aturan formalmaupun informal untuk pengendalian prilaku sosial serta insentif untuk bekerjasama dan mencapai tujuan bersama.






DAFTAR RUJUKAN

Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kurniadin, Didin & Machali, Imam. Manajemen Pendidikan Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Mulyono.2008. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruuz Media.
Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Refika  Aditama.

Suryosubroto, B .2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Wibowo. 2008.Manajemen Perubahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winardi J. 2004.Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : Prenada Media.

Winardi. J. 2006. Manajemen Perubahan (Management of Change), Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

http://muhammadsyidiq.wordpress.com/.../gambaran-umum. di akses Jumat  29 0ktober 2013. Pukul 10.40 wib.

www.Karakteristik Pengembangan Organisasi ~ Mega's Blog.  di akses Jumat  29 0ktober 2013. Pukul 10.30 wib.








[1]Mulyono.2008. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruuz Media. Hal 71
[2]Winardi J. 2004.Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : Prenada Media. Hal 75
[3]Ibid,.Hal 98
[4]Ibid,.Hal 107
[5]Ibid. Hal 90
[6]Ibid. Hal 92
[7]Ibid. Hal 93
[8]Ibid. Hal 94
[9]Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara, ha,l 121
[10]www.Karakteristik Pengembangan Organisasi ~ Mega's Blog. Diambil Jumat  29 0ktober 2013. Pukul 10.30 wib.
[11]http://muhammadsyidiq.wordpress.com/.../gambaran-umum...diambil jumat 29 0ktober 2013. Pukul 10.40 wib.

[12]Suryosubroto, B .2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, Hal 140
[13]Winardi. J. 2006. Manajemen Perubahan (Management of Change), Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal 92
[14]Wibowo. 2008.Manajemen Perubahan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal 346
[15]Op.Cit. Winardi. Hal 94
[16]Malayu SP Hasibuan. 2001. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.Bumi Aksara. Jakarta. Hal 85.
[17]Op.,Cit. Mulyono.Hal 77
u[18]Kurniadin, Didin & Machali, Iman. 2012. Manajemen Pendidikan (Konsep & Prinsip Pengelolaan Pendidikan). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hal. 240
[19]Op.Cit. Winardi. Hal 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar